Penelusuran, 'Pesta Seks' di Dalam Bioskop

Jakarta,HanTer - Sebuah bioskop di kawasan Senen, Jakarta Pusat, menjadi sarang pekerja seks komersil (PSK) dan homo seksual. Bahkan praktek pedofil sering terjadi di bioskop itu. Sejumlah warga sekitar mengaku resah dengan keberadaan bioskop yang sudah berusia tua itu. Mereka meminta bioskop itu ditutup karena menjadi tempat perzinahan.
Seorang pembaca Harian Terbit bahkan mengirim pesan singkat yang isinya, "kasus pedofil marak sekali, tapi kaum homesk berhubungan intim di bioskop Jakarta Pusat yakni bioskop x (nama kami samarkan), dan ini sudah berlangsung bertahun-tahun..." (08787728xxxx).
Mendapat laporan warga dan pesan singkat itu, Harian Terbit (HanTer) melakukan penelurusan untuk mencari kebenaran soal kabar itu. Sekitar pukul 19.00 WIB, wartawan kami mendatangi bioskop yang berlokasi tak jauh dari Atrium Mall itu.
Dengan lampu yang redup, nampak beberapa orang pria berdiri di sekitar tempat penjualan tiket. Film yang disajikan adalah film dewasa yang berbau porno, namun sayang, saat hendak membeli tiket, film baru diputar pukul 21.00 WIB. Sambil menunggu film diputar, tim liputan HanTer menunggu di depan pintu masuk bioskop sambil ditemani para penjual minuman ringan dan rokok serta Metro Mini P17 yang parkir di samping gedung.
Sekitar pukul 20.15 WIB loket penjualan tiket sudah dibuka. Saat itu juga berdatangan wanita-wanita paruh baya berumur sekitar 40 tahun berpenampilan seadanya dengan make up sederhana. HanTer memperhatikan, setiap ada pengunjung bioskop yang berjenis kelamin pria langsung dihampiri oleh wanita tersebut. Entah apa yang mereka bicarakan, setelah bicara beberapa menit, pria itu membeli tiket seharga Rp5000 per orang, dan masuk bersama teman wanita yang baru dikenalnya itu.
Menurut pantauan, yang masuk ke dalam bioskop bukan hanya pasangan lawan jenis saja. Ada beberapa pasangan laki-laki sambil bergandengan tangan, layaknya seorang pasangan kekasih. Tidak kalah mengejutkan, ada juga yang membawa waria masuk ke dalam bioskop.
Sekitar pukul 21.10 WIB, HanTer memutuskan masuk ke dalam bioskop. Seperti sebelumnya, saat HanTer ingin membeli tiket, seorang wanita menghampiri dan menawarkan jasa esek-esek. “Mau nonton bang? Nonton bareng yuk sama aku. Nanti 'dikasih enak' deh,” kata wanita itu dengan senyum merayu.
Kami pun berpura-pura tidak mengerti apa yang dimaksud wanita memakai baju motif bunga tersebut. Dengan nada santai kami tanya apa yang dimaksud dengan 'dikasih enak'. "Ya masa gak ngerti sih nanti sambil nonton kamu pegang-pegang ini ku (tangan wanita itu menunjuk ke arah dada dan ke menunjuk ke bagian bawah). Film setengah porno, jadi kalau abang pengen kan ada aku di dalem," ujarnya genit.
Untuk mengorek lebih dalam, HanTer mencoba berbincang-bincang soal praktek perzinahan di bioskop itu dengan Mira (nama disamarkan). Berikut petikannya;
HanTer : Kalau mbak masuk sama saya, saya harus bayar berapa? Mira : Rp100.000 aja deh bang nanti kita "main" di dalem. HanTer : Wah, mahal banget mba saya gak ada duit segitu belum narik di ATM. Mira : Ya udah adanya berapa? Gocap (Rp50.000) aja deh sini. HanTer : Gak ada Mbak, lagian malu masa mau "main" di dalem bioskop nanti diliatin orang. Mira : Udah biasa di sini kayak gitu, gak ada yang liatin. Biasa aja. Gak usah malu. Atau mau "main" di hotel sama aku di belakang ada hotel murah. HanTer : Kalau di hotel berapaan? Mira : kasih aku aja Rp300.000 udah termasuk hotel. Hanter : Yah, tetep mahal Mba, saya gak ada uang segitu. Mira : Kamu ada berapa? Kasih aku Rp20.000 aja nanti kamu aku oral (oral seks) di dalam (bioskop).
Dengan berbagai alasan, HanTer menolak ajakan itu, akhirnya Mira memutuskan untuk membeli sendiri tiket dan masuk ke dalam bioskop dengan muka sedikit kesal karena tak berhasil merayu HanTer. Di bioskop ini ada tiga ruangan studio. Selanjutnya, HanTer masuk ke dalam bioskop. Benar saja, beberapa menit menonton adegan syur pun tersaji dalam layar film.
Ruangan studio mengeluarkan bau tidak sedap ditambah asap rokok yang bikin perih mata, HanTer mencoba melihat keadaan sekitar. Ternyata hampir setiap orang berpasangan melakukan aktivitas layaknya pasangan suami-istri seperti berpelukan, ciuman, bahkan laki-laki sesama jenis melakukan hal itu.
Pemandangan semakin mirip 'pesta' seks setelah beberapa saat berada di dalam. Mereka pun tidak canggung mengeluarkan alat kelamin mereka. Meskipun keadaan bioskop remang-remang, namun adegan yang mereka lakukan tetap terlihat sesekali karena ada cahaya dari layar studio. Lantaran tak tahan dengan berbagai adegan itu, akhirnya HanTer memutuskan keluar dari ruangan tersebut.
Di depan pintu keluar studio disapa seorang penjaga dan bertanya kenapa keluar di tengah film. HanTer balik bertanya kepada laki-laki itu apakah setiap hari orang menonton diperkenankan melakukan adegan 'syur' layaknya 'pesta seks' di dalam bioskop. "Ya begitu deh mas," jawab pria itu singkat.
ANAK JALANAN
HanTer mengayunkan langkah keluar dari area bioskop, dan berhenti sejenak membeli sebotol minuman. HanTer mencoba bertanya kepada salah satu pedagang yang menjajakan dagangannya di sekitar bioskop. "Kalau esek-esek banyak. Ada yang bawa bencong, ada yang bawa cewe sendiri dari luar, ada juga yang sama-sama laki "main" di dalem," imbuhnya.
Ketika HanTer bertanya apakah ada anak di bawah umur yang pernah dibawa masuk ke dalam bioskop? "Kalau anak kecil pernah ada tapi itu kebanyakan anak jalanan yang mau, asal dikasih duit," ucapnya.
Dia juga mengatakan praktik seperti ini sudah bertahun-tahun. Meskipun ada kabar bahwa bioskop ini mau ditutup namun sampai sekarang tidak pernah terbukti dan praktik esek-esek di dalam bioskop semakin subur.
Warga sekitar Kramat, Salemba, dan sekitarnya pun khawatir dan resah dengan adanya praktik tersebut. Yuli (31) warga Kelurahan Paseban mengaku khawatir anaknya bisa salah pergaulan dan bermain di sekitar bioskop. “Khawatir lah, itu tempat esek-esek kalau anak saya dibawa ke sana gimana. Mending ditutup aja sekalian dibikin tempat yang lebih bermanfaat daripada jadi lokasi esek-esek," pintanya.
(RM)
Artikel Dikutip Dari - Harian Terbit.